Menghindari Resiko Penularan Covid-19, SP TSK SPSI Sukabumi Memperingati May Day Dengan Cara Menyelenggarakan Lomba Membuat Poster Protes
Ditengah ketatnya pemberlakuan social dan pshycal distancing membuat peringatan May Day atau Hari Buruh Sedunia tahun ini sangat berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Menyikapi hal tersebut Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit – Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP TSK SPSI) Kabupaten Sukabumi pada peringatan May Day 2020 ini mencoba mencari terobosan lain dengan menyelenggarakan Lomba Membuat Foto Poster Protest.
Lomba membuat foto poster protest ini bisa diikuti oleh semua karyawan atau buruh yang bekerja di semua perusahaan yang ada di Wilayah Kabuoaten Sukabumi. Bahkan mereka yang sudah menjadi korban PHK paling lama satu tahun ke belakang dari perusahaan di Kabupaten Sukabumi juga bisa ikutan untuk menjadi peserta lomba tersebut.
Adapun waktu pelaksanaan atau pengiriman foto poster protest tesrsebut dilakukan mulai tanggal 1 – 15 Mei 2020 melalui email : contact@sptsk-sukabumi.org atau sptsk.datacenter@gmail.com dengan menyertakan data diri peserta lomba.
Pengumunan pemenang lomba akan dilakukan pada tanggal 16 Mei 2020, yang akan diumumkan dalam laman resmi SPTSK SPSI Kabupaten Sukabumi : www.sptsk-sukabumi.org.
Kegiatan lomba membuat foto poster protest itu memperebutkan trophy dan hadiah jutaan rupiah dengan rincian sebagai berikut :
-
Juara pertama akan mendapatkan hadiah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) plus trophy dan piagam penghargaan.
-
Juara kedua akan mendapatkan hadiah Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) plus trophy dan piagam penghargaan.
-
Juara ketiga akan mendapatkan hadiah Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) plus trophy dan piagam penghargaan.
Disamping hadiah dan trophy serta piagam penghargaan diatas, disediakan 10 (sepuluh) hadiah hiburan yang akan mendapatkan masing-masing Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) plus piagam penghargaan.
Diminta pendapatnya ditempat terpisah, Moch Popon selaku Ketua SP TSK SPSI Kabupaten Sukabumi menjelaskan bahwa Lomba Membuat Poster Foto Protes dalam rangka May Day 2020 ini merupakan suatu cara bagaimana untuk tetap memelihara semangat dan ritualitas perjuangan buruh pada saat May Day yang biasanya melakukan perayaan dan turun ke jalan untuk menyampaikan tuntutan perubahan.
“Kegiatan seperti ini merupakan auto kritik juga buat kita semua bahwa protest atau menyampaikan tuntutan apalagi di tengah pandemi seperti ini tidak harus dengan turun ke jalan. Banyak cara yang lebih beradab dalam menyampaikan protest atau tuntutan di tengah pandemi seperti saat ini salah satunya melalui lomba membuat foto poster protes ini. Cara seperti ini juga secara tidak langsung merupakan kritik terhadap pemerintah dan pihak terkait yang kadang-kadang alergi atau khawatir ketika ada demonstrasi atau aksi jalanan, tapi tidak pernah berupaya untuk melakukan terobosan kreatif untuk melakukan manajemen isu dan manajemen situasi agar bisa dikelola menjadi lebih elegan ”, ungkap Moch. Popon dengan rileks.
Menurut Moch. Popon dari kumpulan Foto Poster Protest yang dikirimkan peserta lomba ini nantinya akan dibuat semacam kolase foto protest yang akan disampaikan ke Presiden Republik Indonesiai, Menteri Tenaga Kerja RI, DPRD dan DPR RI, Bupati, Gubernur dan para pengambil kebijakan lainnya.
Ketika ditanya kenapa SP TSK SPSI Kabupaten Sukabumi tidak turun aksi ke jalan atau membuat kegiatan di lapangan yang mengumpulkan banyak orang, dengan nada senyum Moch Popon menjelaskan bahwa di saat pandemi seperti ini bukan soal mau atau tidak mau, berani atau tidak berani turun ke jalan atau mengumpulkan banyak orang di lapangan tapi ini menyangkut soal tanggung jawab moral dan sosial sebagai serikat pekerja/serikat buruh.
“Sebagai serikat pekerja, kita juga punya tanggung jawab moral dan sosial untuk menjaga keselamatan anggota dan masyarakat banyak agar terhindar dari kerumunan yang beresiko terjadinya penularan virus corona atau covid-19’, jelas Moch. Popon yang belakangan disibukkan juga dengan tanggung jawabnya sebagai Sekum PP FSP TSK SPSI.
Karena ketika sudah turun ke jalan atau ke lapangan, menurut Moch. Popon bukan hanya anggota dan pengurus serikat pekerja saja yang terlibat, tapi masyarakat umum yang dilalui, aparat keamanan, kepolisian dan aparat pemerintah lainnya akan terlibat dan punya resiko yang tinggi terhadap penularan wabah virus corona atau covid-19 ini.