Presiden KSPSI : SPSI Harus Bersatu, Solid dan Kuat

• email
• facebook
• tumblr
• linkedin
• twitter
• google+
• print
• Whatsapp

Dampak restrukturisasi atau pergantian kepengurusan di organisasi serikat pekerja seperti halnya Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) ada kalanya menimbulkan ekses atau dampak negative bagi organisasi.

Pernyataan Presiden KSPSI, Andi Gani Nena Wea, SH., itu seolah memberikan gambaran nyata terhadap dinamika dan perjalanan serikat pekerja atau serikat buruh di Indonesia, khusus SPSI itu sendiri.

Presiden K-SPSI memberikan flash back munculnya serikat pekerja/serikat buruh baru kecuali SBSI (Serikat Buruh Sejahtera Indonesia) pasca reformassi merupakan pecahan atau anak kandung dari SPSI sebagai organisasi pekerja paling tua di Indonesia.

‘Jangan sampai sehabis Musnik, Muscab, Musda, Konfercab, Konferda , Munas dan Kongres muncul kepengurusan tandingan yang dibentuk oleh pihak yang merasa kalah dalam ajang pemilihan kepengurusan tersebut”, ujar Andi Gani dalam sambutannya pada acara MUSNIK PUK SP TSK SPSI PT. GSI Cikembar beberapa waktu lalu.

Menurut Andi Gani kondisi tersebut akan berpengaruh pada semakin lemahnya gerakan buruh di Indonesia, karena  semakin terpecah belah dan semakin sulit untuk terkonsolidasi dengan baik.

Belajar dari pengalaman tersebut,  Presiden K-SPSI  menegaskan bahwa SPSI harus mampu menjadi ‘real union’ yang bisa menjaga  dan mempertahankan persatuan dan soliditas sehingga bisa mempermudah untuk melakukan perjuangan untuk kesejahteraan  buruh di Indonesia.

‘Kita hari ini harus menyesuaikan diri dengan perubahan jaman, harus semakin professional dan serikat pekerja bukan hanya punya bendera dan punya bukti pencatatan saja, tapi peran dan kiprahnya harus diwujudkan dalam kehidupan pekerja atau buruh saat ini. Sehingga keberadaan SPSI benar-benar dirasakan manfaatnya oleh para pekerja atau buruh”, pungkas Andi Gani dengan penuh semangat.